
Halo semua! Akhirnya saya update juga. Beberapa kesempatan yang lalu alhamdulillah saya telah melaksanakan umroh menuju ke Mekah dan Madinah. Tidak ada salahnya jika saya tuliskan di sini perjalanannya. Untuk dokumentasi pribadi, sekaligus untuk menjadi pelajaran untuk pembaca sekalian.
Tulisan ini akan ditulis secara general. Tulisan secara mendetail akan saya tulis di beberapa part. Karena memang akan sangat panjang. Selamat membaca.
Keinginan untuk Umroh
Saya dan istri sudah ingin umroh sejak lama, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya memutuskan tanggal yang pas kemarin. Selain mempunyai hajat, saya juga ingin pergi ke luar negeri setidaknya untuk pertama kali. Saya baca-baca, untuk haji juga ternyata membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bahkan untuk haji plus saja kita perlu menunggu sekitar 5-7 tahun. Untuk haji furoda, uangnya lumayan mahal.
Akhirnya saya memutuskan untuk umroh bersama istri. Singkat cerita, mulai cari-cari travel dan bikin-bikin paspor. Ada yang nyaranin untuk berangkat sendiri tanpa travel, tapi karena masih belum berpengalaman, akhirnya memutuskan menggunakan travel saja.
Travel Pilihan
Akhirnya, setelah mempertimbangkan dengan masak, saya memilih Safari Suci. Kenapa memilih Safari Suci? Pertama, karena saya di Bandung, dan kebetulan Safari Suci menyediakan untuk berkumpul di Bandung. Kedua, Safari Suci menyediakan hotel yang dekat dengan Masjidil Haram. Hal ini akan memudahkan untuk beribadah. Ketiga, jadwalnya pas. Karena saya mau melanjutkan studi, maka saya mulai selektif untuk bepergian, takutnya malah mengganggu masa studi. Keempat, setelah ke kantornya, travel ini cukup “meyakinkan”.
Akhirnya saya menggunakan Safari Suci.
Pra Hari-H
Saya akhirnya mulai melakukan persiapan, mencari barang-barang yang dibutuhkan, mulai belajar bagaimana itu umroh, dan mulai persiapan fisik. Dari travel sebenernya menyediakan barang-barang yang dibutuhkan seperti kain ihrom, koper, buku doa, dsb. Tapi ada beberapa barang yang berguna banget yang dibutuhkan. List barangnya mungkin akan saya bagikan secara terpisah. Intinya ya keperluan basic untuk hidup di sana. Selanjutnya, saya mulai belajar bagaimana prosesi umroh. Mulai dari apa saja rukun-rukunnya, lalu apa yang perlu dilakukan. Tapi sebenarnya tidak perlu khawatir karena biasanya ada manasik yang disediakan oleh travelnya. Itu semacam pengetahuan dan yang harus kita siapkan di sana. Terakhir, persiapan fisik. Saya mulai sering jalan kaki, lari, dan angkat beban.
Selain itu, saya juga vaksin meningitis, karena saat ini vaksin ini wajib. Kita akan dapat buku kuning yang berlaku secara internasional. Ini sebagai tanda kalo kita pernah divaksin.
Mekah

Saya berangkat dari Bandung, tapi terbang dari Jakarta. Jadi, ya perlu perjalanan darat dulu ke Bandara Soetta. Setelah itu terbang ke Mekah terlebih dahulu. Di perjalanan, jamaah laki-laki menggunakan pakaian ihrom. 2 kain yang pertama untuk bagian bawah, yang kedua untuk bagian atas. Jadi kami mengganti pakaian di atas pesawat dan mengambil miqot. Selanjutnya, niat umroh dan solat sunnah ihrom.
Setelah sampai di Mekah, kami checkin, lalu lanjut langsung melanjutkan proses umroh. Bagi yang belum tahu, prosesi umroh sendiri setelah niat adalah tawaf, sa’i dan tahalul.
Akhirnya, waktunya datang juga. Saya melihat ka’bah untuk pertama kalinya. Sangat merinding waktu pertama melihat. Saya pun juga tak kuasa menahan tangis saking terharunya. Kami melakukan tawaf sebanyak 7 kali. Dimulai dari Hajar Aswad, dan berakhir di Hajar Aswad. Tiap putaran, kami berdoa sesuai dengan yang ada di buku doa. Selain itu, ada waktu juga untuk kami melakukan doa sendiri-sendiri sesuai dengan hajat masing-masing.

Selanjutnya adalah Sa’i. Kita harus melalui bukit Safa dan Marwah sebanyak 7 kali dimulai dari Bukit Safa. Di sini kita dapat setengah karena terpotong waktu subuh. Akhirnya kami solat subuh dulu baru lanjut lagi.
Setelah Sa’i, kami Tahalul dengan menggunting tiga helai rambut sekaligus mengisyaratkan untuk selesainya larangan ihrom. Tapi karena ada hadist terkait lebih baik untuk menggundulkan kepala, akhirnya saya menggundulkan kepala.

Akhirnya selesai, istirahat.
Hari-hari selanjutnya kegiatannya adalah menggiatkan ibadah di Masjidil Haram. Di satu hari, ada kesempatan untuk jelajah kota makkah dengan jamaah lainnya. Selain itu ya, ibadah aja.
Oiya, selama di sana ada juga ibadah tawaf sunnah setiap dini hari bersama rombongan. Selain itu, ada juga kesempatan untuk umroh lagi jika masih kurang.
Di hari terakhir, ada Tawaf Wada atau Tawaf perpisahan. Di sini kami mengelilingi ka’bah dan berdoa, agar pertemuan ini bukanlah yang terakhir. Berharap agar dipanggil kembali di suatu saat nanti.
Madinah
Kami ke madinah menggunakan kereta cepat Haramain. Saya berangkat dulu ke Jeddah lewat jalur darat, lalu lanjut pergi ke Madinah dengan kereta cepat. Sekilas sih seperti naik whoosh. Tapi bedanya di Arab.

Setelah sampai di Madinah, checkin hotel, lalu orientasi Masjid Nabawi supaya tidak tersesat. Tapi harus diakui kalo di Masjid Nabawi ini gak terlalu sulit navigasinya. Kegiatan di sini juga sama, menggiatkan ibadah.

Ada jadwal ke Raudhah. Raudhah merupakan area tertentu di dalam Masjid Nabawi. Raudhah di Masjid Nabawi adalah tempat mulia yang dicintai Allah. Di masjid ini, area Raudhah terletak diantara makam Rasulullah SAW dan mimbar tempat Nabi Muhammad berkhotbah semasa hidupnya. Di sini, kita melakukan amalan-amalan dan melakukan doa.
Selain itu, saya juga berziarah ke makam Nabi Muhammad dan berziarah ke makan Baqi.
Ada satu vibes yang berbeda dengan di Mekah, jika di Mekah identik dengan tempo tinggi, di Madinah ini lebih tenang.
Sampai akhirnya, saya pulang ke Jakarta menggunakan pesawat dari Madinah.
9 hari rasanya masih kurang sebenarnya. Semoga diberi kesempatan untuk mengunjungi tanah suci di kemudian hari.
Oke, itulah tadi cerita singkat saya melakukan umroh untuk pertama kali. Semoga bisa menjadi gambaran untuk pembaca dan bisa mengambil manfaat. Ada beberapa bagian yang kurang detail dan insya Allah akan saya tulis di tulisan terpisah.
Terima kasih!
Leave a Reply