Press ESC to close

Review Jatuh Cinta Seperti di Film-film

Halo! Akhirnya saya mereview film lagi. Kali ini film yang saya tonton adalah Jatuh Cinta Seperti di Film-film. Film ini udah tayang di Netflix. Tapi sebelumnya saya udah nonton juga di bioskop. Kalo kamu mau nonton juga, silakan menuju ke Netflix dan nonton di sana. Hehe

Disclaimer, saya sendiri bukan kritikus film, cuma coba menuliskan sebagai orang awam.

Oiya, setidaknya mungkin akan ada spoiler, jadi kalo belum nonton dan gak mau dispoilerin, jangan lanjut baca ya.

Jatuh Cinta Seperti di Film-film ini adalah film dari Yandy Laurens, sutradara yang menggawangi Sore : Istri dari Masa Depan. Production housenya adalah Imajinari. Ini adalah film kedua setelah Ngeri-ngeri Sedap.

Sinopsis

Bagus (Ringgo Agus Rahman) adalah seorang penulis skenario yang terobsesi dengan film-film romantis. Ia selalu membayangkan cintanya akan seperti di film-film, penuh dengan momen-momen romantis dan dramatis. Ketika ia bertemu kembali dengan Hana (Nirina Zubir), cinta lamanya, Bagus bertekad untuk membuat cintanya dengan Hana menjadi kenyataan seperti di film-film.

Bagus mulai merencanakan berbagai momen romantis untuk Hana, seperti berlari di bawah hujan, makan malam di bawah sinar bulan, dan bahkan adegan penyelamatan dramatis. Hana yang awalnya ragu, lama-lama mulai terbawa dengan rencana Bagus. Namun, seiring waktu, Hana menyadari bahwa cinta yang sesungguhnya tidak selalu seperti di film-film.

Cast

  • Ringgo Agus Rahman sebagai Bagus Rahmat
  • Nirina Zubir sebagai Hana
  • Alex Abbad sebagai Pak Yoram
  • Sheila Dara sebagai Cheline
  • Dion Wiyoko sebagai Dion Wiyoko/ Bagus
  • Julie Estelle sebagai Julie Estelle/ Hana
  • Donne Maula sebagai Denny
  • Abdurrahman Arif sebagai Asisten sutradara
  • Emily Yorda sebagai Yati

Trailer

Tipe Film Meta

Film ini bisa dibilang adalah film meta. Genre meta pada film atau serial adalah karya fiksi yang ‘self-aware’ pada statusnya sebagai karya fiksi.

Akting Memukau dan Soundtrack yang Berkesan

Penampilan Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir sebagai Bagus dan Hana patut diacungi jempol. Chemistry mereka terasa natural dan mampu membawa penonton hanyut dalam cerita. Ekspresi mereka yang penuh emosi, baik saat bahagia, sedih, maupun marah, membuat karakter Bagus dan Hana terasa begitu hidup dan relatable.

Soundtrack film ini pun tak kalah memukau. Lagu-lagu romantis seperti “Jatuh Cinta Seperti di Film-film” dan “Masih Ada Cinta” ciptaan Bemby Noor menambah atmosfer romantis dan menyentuh hati dalam setiap adegan. Musik yang indah dan selaras dengan cerita semakin memperkuat pesan dan emosi yang ingin disampaikan film ini.

Pesan Moral yang Menyentuh

JCSDF tak hanya menghibur, tapi juga meninggalkan pesan moral yang menyentuh. Film ini mengingatkan kita bahwa cinta sejati tak hanya tentang momen-momen romantis, tapi juga tentang saling pengertian, pengorbanan, dan komitmen. Cinta tak selalu berjalan mulus seperti di film, tapi dengan komunikasi yang baik dan usaha bersama, setiap pasangan dapat melewati rintangan dan membangun hubungan yang langgeng.

Belajar tentang Penulisan Film

Berkat nonton JCSDF, saya jadi tahu kalo penulisan film. Karena memang Bagus di sini menulis untuk film, dia menjelaskan kalo ternyata dalam menulis film itu terdapat 8 sequence. Mulai dari Introduction, Dillema, First Obstacle, Midpoint, Twist, Culmination, Climax, dan yang terakhir, resolution. Semuanya dijelaskan tiap babaknya.

False Belief

Di sini juga dijelaskan tentang False Belief.

False belief sendiri merupakan suatu keyakinan atau pemahaman salah yang diyakini karakter utama dalam alur cerita. Dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-film, Bagus memiliki false belief terhadap Hana. Ia percaya bahwa masa berduka seharusnya tidak perlu berlarut-larut. Padahal, bagi Hana yang telah merasakan ditinggal orang tersayang, butuh waktu yang sangat lama untuk berdamai dan menerima keadaan.

Artikel ini telah tayang di Idntimes.com dengan judul “Mengenal Sequence dalam Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film”.

Quotes Favorit

“yang berat dari berduka itu: hidup harus berjalan terus, kan? padahal kitanya lagi gak mau jalan”

Iya, Hana pada film ini diceritakan memang sedang berduka karena kematian suaminya.

Kesimpulan

JCSDF adalah film komedi romantis yang menghangatkan hati dan membangkitkan nostalgia. Film ini mengajak kita untuk melihat realita cinta dengan cara yang lebih ringan dan menghibur, tanpa melupakan esensi cinta sejati yang tak lekang oleh waktu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *